Jumat, 24 Desember 2010

Bandung High Technology Valley





Kulawarga Perguruan Tinggi Bandung


(Para Mahasiswa Bandung dari Berbagai Perguruan Tinggi)


Visi

Dari Bandung untuk Indonesia

Mendukung dan Berperan aktif dalam Pengembangan Bandung High Technology Valley

2015


Misi

1. Meningkatkan Partisipasi Mahasiswa dalam Inovasi

2. Meningkatkan Partisipas Mahasiswa dalam Penelitian

3. Meningkatkan Partisipas Mahasiswa Pengembangan dan Pendidikan



Perpustakaan Kang Onno W. Purbo, M.Sc., Ph.D.

Index of /iso

[ICO]NameLast modifiedSizeDescription

[DIR]Parent Directory
-
[DIR]EasyIDS/02-Dec-2010 07:31 -
[DIR]FreeNAS-0.68/02-Dec-2010 06:50 -
[DIR]ReactOS/02-Dec-2010 09:47 -
[DIR]SMEOnffLine/02-Dec-2010 09:08 -
[DIR]android-x86-1.6/02-Dec-2010 08:14 -
[DIR]asterisk-1.7.1/02-Dec-2010 08:29 -
[DIR]asterisk/02-Dec-2010 10:03 -
[DIR]backtrack-4.0/02-Dec-2010 09:37 -
[DIR]blankon-6-jahitan3/02-Dec-2010 10:08 -
[DIR]blankon-sajadah/02-Dec-2010 09:54 -
[DIR]briker/02-Dec-2010 08:26 -
[DIR]campcaster-1.2.0/02-Dec-2010 06:53 -
[DIR]clarkconnect/02-Dec-2010 05:05 -
[DIR]clonezilla/02-Dec-2010 07:13 -
[DIR]drbl/02-Dec-2010 10:12 -
[DIR]easyhotspot/02-Dec-2010 09:45 -
[DIR]ebox-platform/02-Dec-2010 06:48 -
[DIR]ebox/02-Dec-2010 07:29 -
[DIR]freespire-2.0/02-Dec-2010 09:13 -
[DIR]g4l/02-Dec-2010 08:15 -
[DIR]groundwork/02-Dec-2010 10:10 -
[DIR]hacking/02-Dec-2010 09:51 -
[DIR]hadist-web/02-Dec-2010 10:13 -
[DIR]ipcop/02-Dec-2010 09:24 -
[DIR]ipteknux/02-Dec-2010 06:38 -
[DIR]k12ltsp-6.0/02-Dec-2010 08:24 -
[DIR]kuliax-6.0/02-Dec-2010 09:05 -
[DIR]linuxmint-3.0/02-Dec-2010 05:36 -
[DIR]ophcrack/02-Dec-2010 05:11 -
[DIR]orarinux/02-Dec-2010 08:39 -
[DIR]qimo/02-Dec-2010 05:37 -
[DIR]redobackup/02-Dec-2010 08:14 -
[DIR]sabily-9.10/02-Dec-2010 07:07 -
[DIR]sabily-10.04/02-Dec-2010 07:25 -
[DIR]sabily-10.10/02-Dec-2010 08:01 -
[DIR]samurai-0.8/02-Dec-2010 05:06 -
[DIR]schoolonffline/02-Dec-2010 06:01 -
[   ]schools-wikipedia-full-20081023.tar.gz02-Dec-2010 09:03 2.9G
[DIR]sekolahnux/02-Dec-2010 09:16 -
[DIR]sisfokampus/02-Dec-2010 08:24 -
[DIR]slackware-12/02-Dec-2010 09:23 -
[DIR]smoothwall-express-3.0/02-Dec-2010 06:50 -
[DIR]tajdidlinux/24-Dec-2010 14:52 -
[DIR]trixbox/02-Dec-2010 05:21 -
[DIR]ubuntu-9.04/02-Dec-2010 05:01 -
[DIR]ubuntu-9.10/02-Dec-2010 08:55 -
[DIR]ubuntu-10.04.1/02-Dec-2010 10:01 -
[DIR]ubuntu-10.04/02-Dec-2010 07:51 -
[DIR]ubuntu-10.10/02-Dec-2010 05:34 -
[DIR]ubuntu-eee/02-Dec-2010 06:57 -
[DIR]ubuntu-gamers-dvd/02-Dec-2010 06:57 -
[DIR]ubuntu-pentest-edition-2.03/02-Dec-2010 08:14 -
[DIR]ubuntu-uec/02-Dec-2010 09:08 -
[DIR]untangle/02-Dec-2010 06:54 -
[DIR]vmware/02-Dec-2010 05:14 -
[DIR]vyatta-livecd-2.2/02-Dec-2010 08:27 -
[DIR]vyatta/02-Dec-2010 05:10 -
[DIR]xcode/02-Dec-2010 10:10 -
[DIR]zencafe-2.2/02-Dec-2010 08:31 -
[DIR]zenserver-0.5/02-Dec-2010 10:03 -

Apache/2.2.16 (Ubuntu) Server at belajar.internetsehat.org Port 80


Sumber:

Onno W. Purbo, M.Sc., Ph.D.

Bandung High Technology Valley




Kulawarga Perguruan Tinggi Bandung


(Para Mahasiswa Bandung dari Berbagai Perguruan Tinggi)


Visi

Dari Bandung untuk Indonesia

Mendukung dan Berperan aktif dalam Pengembangan Bandung High Technology Valley

2015


Misi

1. Meningkatkan Partisipasi Mahasiswa dalam Inovasi

2. Meningkatkan Partisipas Mahasiswa dalam Penelitian

3. Meningkatkan Partisipas Mahasiswa Pengembangan dan Pendidikan

Perpustakaan Kang Onno

Index of /pustaka

[ICO]NameLast modifiedSizeDescription

[DIR]Parent Directory
-
[DIR]IGOS-dokumen/03-Dec-2010 00:10 -
[DIR]cd-al-manaar-digilib/03-Dec-2010 00:10 -
[DIR]cd-ig2s/03-Dec-2010 00:11 -
[DIR]cd-orari/02-Dec-2010 07:06 -
[DIR]datawiki/02-Dec-2010 14:40 -
[DIR]library-islam/02-Dec-2010 05:26 -
[DIR]library-mpg-jpg/02-Dec-2010 08:32 -
[DIR]library-non-ict/02-Dec-2010 04:52 -
[DIR]library-onno-eng/02-Dec-2010 05:29 -
[DIR]library-onno-ind/02-Dec-2010 08:40 -
[DIR]library-ref-eng/02-Dec-2010 05:45 -
[DIR]library-ref-ind/02-Dec-2010 05:34 -
[DIR]library-sw-hw/02-Dec-2010 09:12 -
[DIR]pendidikan/02-Dec-2010 06:27 -

Apache/2.2.16 (Ubuntu) Server at belajar.internetsehat.org Port 80

Sumber:

Onno W. Purbo, M.Sc., Ph.D.

Selasa, 21 Desember 2010

Bandung High Technology Valley



Senangnya Ilmu Komputer


Kulawarga Perguruan Tinggi Bandung

Keluarga Mahasiswa Bandung
(Peneliti Muda Bandung)

Industri yang akan dikembangkan di BHTV adalah industri jenis semi-konduktor, piranti soft-ware, perangkat hard-ware telekomunikasi, teknologi informasi dan Internet dalam spektrum yang luas.

Dalam tataran konsepsi inisiatif BHTV sesungguhnya mengedepankan suatu pembangunan “science based city” atau “techno-park” dengan pusat inti keunggulan “knowledge based society” pada komponen utama manusia yang berkarya pada sektor industri berbasis teknologi di Bandung.

David J. Malan, Ph.D.

Instructor

Lebih lengkap di:

http://cs50.tv/.

Harvard College


Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

Rabu, 08 Desember 2010

Bandung High Technology Valley


Visi 2060 Kota Tercantik di Dunia




Grand Design Pembangunan Kota Bandung 50 Tahun Mendatang

Kulawarga Perguruan Tinggi Bandung



Keluarga Mahasiswa Bandung
(Peneliti Muda Bandung)

Apa Harapan dan Impian Bandung Raya di Masa 50 tahun Mendatang

2060


Let's Make Future

2000- 2010

(Download it)

Kata Pengantar
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu komponen utama dari
industri Information Technology (IT). Jika Indonesia ingin meraih sukses di
bidang IT ini, maka faktor SDM harus diperhatikan. Namun ternyata masih
banyak kelemahan di sisi SDM IT, baik dari kualitas maupun kuantitas (jumlah).
Buku ini mencoba untuk mengkaji kebutuhan SDM IT, mendata penghasil SDM
IT dan mengusulkan inisiatif-inisiatif untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
SDM IT.

Blue Book atau Buku Biru ini nantinya diharapkan terus diperbaharui, karena
kebutuhan SDM dan perkembangan IT sendiri selalu berubah. Buku ini akan
diterbitkan setiap tahun dengan versi yang berbeda. Dengan demikian isi yang ada
di dalamnya juga selalu terkini dan dapat terus digunakan sebagai referensi
perkembangan kebutuhan, ketersediaan dan penghasil SDM IT. Selain itu, buku
ini juga akan selalu memberikan usulan-usulan atau inisiatif yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM IT sesuai dengan kondisi yang ada.

Buku Biru versi pertama ini masih memerlukan masukan-masukan untuk
melengkapi atau menyempurnakan isinya. Apabila ada masukan, saran, dan
kritikan mohon dialamatkan ke :

Sekretariat BHTV
KPP ME dan Material, Gedung PPAU ITB Lt. 4
Jl. Ganesha No. 10 Bandung-40132
Atau
langi@ieee.org
budi@indocisc.com
Bandung, September 2003



2010-2020

Green School Vision


PTN

No.

Nama PTN

Alamat

1.

Institut Teknologi Bandung
http://www.itb.ac.id

Jl. Tamansari 64 Bandung 40116
Telp.: +62-22-2500935
Fax: : +62-22-2500935
Email: info-center@itb.ac.id

2.

Universitas Padjadjaran
http://www.unpad.ac.id

Jl. Dipati Ukur No 35 Bandung 40132
Telp.: +62-22-2503271 ext 182
Fax: : +62-22-2501977
Email: humas@unpad.ac.id

3.

Universitas Pendidikan Indonesia
http://www.upi.edu

Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154
Telp.: +62-22-2013161-2013162-2013163-2013164
Fax: : +62-22-2013651
Email: webmaster@upi.edu



2011-2015

Seluruh Perguruan Tinggi atau Universitas di Bandung telah menerapkan konsep GREEN CAMPUS dan CYBER CAMPUS


2015-2020

Center for Entrepreneurship Development
Special Economics Zone
Kampus-kampus sebagai tempat pengembangan Teknologi dan kewirusahaan
(Setiap Universitas di Bandung mempunyai pusat Inkubator Bisnis Teknologi)


Sebagian besar (Rasio 80:20)
Sekolah Menegah Atas dan Pertama di daerah Bandung Raya telah terhubung dengan jaringan Internet dan Menuju Green School


Pembenahan wilayah Sekitar Sekolah dan Kampus
Integrated School Society



2020- 2030

Lahirnya dan Tumbuhnya Korporasi-korporasi Based Science & Technology

Pertumbuhan Industri Kreatif yang Signifikan
Terlahir 10.000 Usahawan-usahawan mikro yang kuat


2040



2050



2060


SIAPA sangka, Kota Bandung akan menjadi titik sentral pada perkembangan ekonomi masa depan yang berbasis industri kreatif. Setidaknya, tak hanya menjadi barometer bagi kawasan Indonesia, tetapi juga kawasan Asia Timur.

Hal tersebut berawal dari pertemuan internasional kota berbasis ekonomi kreatif, yang dilaksanakan di Yokohama Jepang pada akhir Juli 2007. Pada pertemuan itu, Bandung memperoleh penghargaan sekaligus tantangan, dengan terpilih sebagai projek rintisan (pilot project) kota kreatif se-Asia Timur.

Pemilihan Bandung sebagai kota percontohan bukanlah tanpa alasan, mengingat dalam 10 tahun terakhir, industri kreatif di Bandung menunjukkan perkembangan signifikan dan memengaruhi tren anak muda di berbagai kota.

Perkembangan tersebut menjadi daya tarik bagi para pelaku ekonomi kreatif di dunia, sehingga melalui projek percontohan ini, Bandung diharapkan mampu memopulerkan semangat kota kreatif di dunia global.

Projek yang bernama “Bandung Creative City” (BCC) itu direncanakan berjalan selama tiga tahun mulai Agustus 2008. “Rencananya, pada bulan Agustus nanti kota ini akan dikunjungi 140 pelaku ekonomi kreatif dari berbagai negara,” ujar Ridwan Kamil, salah seorang perancang BCC pada Bandung Creative City Workshop di Auditorium Rosada Balai Kota Bandung, Jumat (2/5).

Ia menjelaskan, untuk mempersiapkan BCC sekaligus kedatangan para pelaku ekonomi kreatif tersebut, Kota Bandung perlu berbenah diri dan menggali seluruh potensi yang dimiliki.

“Pada dasarnya, Bandung bisa diklaim sebagai kota yang sudah memiliki banyak potensi dan paling siap dalam merespons gelombang ekonomi,” ujarnya.

Hal ini karena potensi yang dimiliki Bandung belum tergali secara maksimal. “Talenta muda yang berlimpah, jumlah perguruan tinggi yang mencapai 5o, kemudahan mengakses teknologi, dan karakteristik masyarakat yang terbuka akan perbedaan dan perubahan, mampu memacu dan mendukung generasi mudanya untuk lebih berkreasi dan terjun ke dunia usaha,” tutur Ridwan.

Hanya, menurut dia, saat ini belum ada langkah strategis dan politis dari pemerintah kota untuk menjadikan Bandung sebagai pemain utama dalam persaingan global di sektor ekonomi kreatif. “Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan penuh dari pemkot, seperti pemberian izin menyelenggarakan acara dan penyediaan creative center yang bisa difungsikan untuk mendukung kreativitas kota ini,” katanya.

Selain itu, Ridwan juga mengatakan, diperlukan ruang publik dan infrastruktur fisik kota yang berkualitas. “Perencanaan dan perancangan kota yang inovatif dan responsif akan menjadi peluang pembangunan ekonomi,” ucapnya.

Hal ini direspons positif Wali Kota Bandung Dada Rosada yang mengatakan, untuk saat ini yang diperlukan adalah implementasi dan tindakan nyata. Bukan sekadar usulan atau berhenti pada tataran konsep. Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan mengeluarkan Surat Keputusan Wali Kota mengenai pembentukan tim yang menangani projek BCC.

Dada mengatakan, banyak hal yang harus ditata jika ingin Bandung benar-benar menjadi kota jasa yang kreatif. Tidak hanya mempermudah pemberian izin, dia pun akan membenahi infrastruktur yang ada sehingga memadai. Salah satunya, dengan pembangunan dan perbaikan jalan. “Bagaimana bisa menjadi kota jasa jika masih banyak ruas jalan yang rusak dan kemacetan terjadi di mana-mana,” ujarnya.

Namun, dia mengatakan, hal tersebut akan dilakukan secara bertahap. Hal terdekat yang akan dilakukan adalah penataan taman kota yang selain indah dilihat juga aktif digunakan oleh masyarakat. “Caranya, dengan membuat kursi yang memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tempat duduk dan saat tidak digunakan menjadi benda seni yang indah dipandang,” ujarnya.

Selain itu, penataan halte juga menjadi sasaran untuk mendukung projek BCC. Dada mengharapkan agar halte-halte yang ada dilengkapi dengan informasi jalan dan rute kendaraan umum.

Penulis: Mega Julianti/Yulistyn
Sumber: Harian Pikiran Rakyat

Rabu, 01 Desember 2010

IT TELKOM-UPI Alliance in Edutainment


Edutainment Cyber Laboratory

Founder:


1. Dian Hadiana

2. Arip Nurahman


Vision

Inovasi, Penelitian, Pengembangan Film dan Multimedia Pendidikan



Tanggal Rilis : 18 December 2009
Kualitas : BRRip 720p x 264
Info : imdb.com/title/tt0499549
Runtime : 162 menit
Pemain : Zoe Saldana, Sam Worthington, Sigourney W
Genre : Action | Adventure | Sci-Fi | Thriller
----------------------------------------

Uploader by cinema3satu


Download Link: part1 - part2 [1.2GB-mkv]idws
-------------------------------------------------------
Download Subtitle Indonesia
Download Subtitle English

R E S E N S I

Ketika dikirim ke Pandora, Jake Sully (Sam Worthington) terjebak di antara dua kubu yang sedang bertikai. Pandora merupakan planet asing yang dihuni berbagai makhluk ihidup. Jake yang semula berharap bisa memulai hidup baru malah terlibat masalah yang mengharuskannya memilih salah satu pihak.

Jake merupakan mantan marinir yang mengalami luka parah dalam sebuah pertempuran di bumi yang mengakibatkan kaki Jake mengalami kelumpuhan total. Ada satu harapan buat Jake yaitu jika ia mengikuti program Avatar dan dikirim ke planet Pandora maka ia akan kembali bisa berjalan seperti sedia kala meski konsekuensinya Jake akan menggunakan 'tubuh baru'.

Agar memungkinkan buat manusia untuk hidup di Pandora maka mereka dibuatkan satu tubuh buatan dan pikiran para manusia ini akan ditanamkan ke dalam tubuh yang disebut Avatar ini sehingga Avatar ini seolah-olah adalah tubuh mereka sendiri. Tugas Jake adalah menjadi pemandu bagi beberapa manusia yang menggunakan tubuh Avatar untuk mencari sumber mineral baru untuk kepentingan industri di bumi.

Di tengah perjalanan, Jake bertemu Neytiri (Zoe Saldana), bangsa Na'vi penghuni planet Pandora. Seiring berjalannya waktu Jake pun jatuh cinta pada Neytiri. Berawal dari cinta inilah Jake lantas menghadapi dilema antara melanjutkan misinya mengeksplorasi Pandora atau membela kaum Na'vi melindungi Pandora.

Selasa, 30 November 2010

Bandung High Technology Valley

(Perusahaan-perusahaan teknologi Masa Depan)

Bandung High Technology Valley

Kulawarga Perguruan Tinggi Bandung

Keluarga Mahasiswa Bandung
(Peneliti Muda Bandung)
Entrepreneurial Thought Leaders Seminar

(November 11, 2009) Stanford instructor and seasoned serial entrepreneur Steve Blank looks back at the commonalities and quirks of the quarter's previous speakers. Blank outlines a thorough checklist of questions and analysis helpful to any new enterprise leader, and offers insight and case studies from industry giants and new technology plays alike.

Stanford University:
http://www.stanford.edu/

Stanford Center for Professional Development:
http://scpd.stanford.edu/

Stanford Engineering Everywhere:
http://see.stanford.edu/

Comparison with Other Countries

I want to convince you that Indonesia can still take a whack at the IT industry. Nasayers will say that Indonesia is too poor to play the IT game. Other reasons for not to take thisopportunity are political instability, the wide spread of software piracy, and lack of Englishcapability. While it is true that those reasons could seriously hamper progress, they do not stop other countries in taking the opportunity. Let’s see how they are doing.

India

India is usually used as an example of a country successful in software business. What do you think when you hear the world “Bangalore”? Most people associate Bangalore with software development. When we thing software development, we think that the whole country must be rich or well developed, like America. It is not quite right. While Bangalore might be well developed for software industry, the whole India is not necessarily ready. [Similaryly, we do not have to wait until the whole Indonesia is IT-ready. We could focus on selected parts of Indonesia, such as Bandung. No need to convert the whole country into an IT-oriented industry.]

Financial-wise, India is not a rich country. But she is dominant in the software industry. Many people believe that IT is only a game for rich countries. That is not true, as India has shown. Thus, Indonesia can also take part in this game. India started to be known as a software producer since 1995. It is not long ago. And yet, India’s software export has multiplied and become US$ 4 billions in 2002. It is estimated that they can get US$ 50 billions in 2008. That is for only software. If you still remember, our plan is to reach US$ 30 export in 2010. And that is for everything. It should be noted that the Indian export figures are for software exports, i.e. not for local consumption. This shows us that focusing on creating software for export is a viable approach.

Political situation in India is as complicated as in other countries. In my opinion, it is more complicated than Indonesia. Many people think that without political stability it is difficult to create business. India has shown us that it is still possible to create business even when political situation is still unclear. Another example of hot situation is Israel. They are in the
middle of war, and yet business is thriving. That all tells us that Indonesia can participate in the IT field. Although it should be noted that people in India, at least those who deal with the IT industry, speak English fluently. So, English is not a problem for them. We have to improve our English.

China

China is another extreme example. China is also a poor country like India. Just like India, techno parks are being created in China. However unlike India, most software & hardware developments are targeted to local (domestic) market. It is understandable since their
domestic market is huge. Once they have satisfied their domestic market they will go to global market. Watch out. Software piracy is high, but yet Microsoft opened a research center in Beijing. How could that be? Many people blame piracy as the main source for slow growth in software business. But, as China indicates, software development progresses rapidly. Don’t get me wrong. I do not say that software piracy is a good thing. My point is that we cannot blame software piracy alone for the slow growth in software industry in Indonesia.

English is still a barrier. But software businesses are being developed. This lesson also says that even we do not know English, we can still survive. This is somewhat misleading. China is targeting their software for local market. Thus, English is not a main concern. If we target our software for export, like India, then we should improve our English.

Malaysia

Malaysia is pictured to be the next IT hub in our region. They have many initiatives to make their dreams come true. Their Government is committed to IT. However, I feel that they have not achieved their target. Despite the exposure in many media, Cyberjaya is not as alive as it could be. It is still a dead city. Many companies are still located in Kuala Lumpur. Our lesson from this is that Government commitment is not enough.

Epilogue

It takes many years to make Silicon Valley as it is right now. Starting from Dean Terman’s initiative at Stanford University in the 60s to Apple computer explosion in 1975, it takes 15 years. I sure think that it probably takes many years to make Bandung High Tech Valley a reality. Be patient, work hard and focus. See you in the future. …


Reading Material

1. Haryoto Kunto, "Nasib Bangunan Bersejarah di Kota Bandung," Granesia Bandung,
2000.
2. Jennifer Hillner, “Venture Capitals: Skunk works, start-ups, and hungry VCs are making
these 46 hubs the hot spots of the global high tech network,” Wired Magazine, 8.07, July
2000.
3. Brad Wieners and Jennifer Hillner, “Silicon Envy,” Wired Magazine, 6.09, September
1998.
4. Martina Fromhold-Eisebith, and Guenter Eisebith, “The Indonesian Technology Region
of Bandung: High potential, low profile,” IDPR, 24 (1), 2002.
5. Robert Reich, “The Future of Success: Working and Living in the New Economy,”
Vintage Books, 2000.

Minggu, 21 November 2010

Bandung High Technology Valley



Senangnya Ilmu Komputer

Kulawarga Perguruan Tinggi Bandung

Keluarga Mahasiswa Bandung
(Peneliti Muda Bandung)


Dalam tahap paling dini gagasan BHTV telah muncul dari pemikiran pakar ilmuwan senior Dr.Semaun Samadikun dan Dr. Iskandar Alisjahbana – mantan rektor ITB – sejak tahun 1970-an atau setelah terjadinya boom industri IC yang menghasilkan pertumbuhan kemakmuran luar biasa di Silicon Valley,CA.

Secara formal gagasan ini lalu dikemukakan oleh Deperindag bersama pakar ITB tahun 1996 setelah menelaah secara seksama peluang dan potensi nyata implementasi BHTV. Bahkan berdasar acuan hasil ekspor rata-rata produk elektronika nasional senilai $ 2-3 milyar per tahun, lalu diproyeksikan bahwa Indonesia berpeluang menggaet ekspor sampai senilai $ 30 milyar tahun 2010 (Angka ini hasil revisi dari $ 40 milyar untuk target tahun 2006 berhubung terjadinya krisis moneter 1998).

David J. Malan, Ph.D.

Instructor

Lebih lengkap di:

dmalan@harvard.edu
http://www.cs.harvard.edu/malan/

http://cs50.tv/.

Harvard College

blog.cs50.net.

Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih


Sabtu, 30 Oktober 2010

Bandung High Technology Valley

(Perusahaan-perusahaan teknologi masa depan)

Bandung High Technology Valley

Senangnya Ilmu Komputer

Kulawarga Perguruan Tinggi Bandung

Keluarga Mahasiswa Bandung
(Peneliti Muda Bandung)



(October 28, 2009) Mark Pincus, Serial entrepreneur and founder of Zynga, and Bing Gordon, longtime Electronic Arts creative mind and investor on behalf of KPCB, discuss successful CEOs, building sustainable companies, mentorship, and the consumer pay-driven Web 3.0.

Stanford University
http://www.stanford.edu

Stanford Engineering Everywhere:
http://see.stanford.edu/

Stanford Center for Professional Development:
http://scpd.stanford.edu/

BHTV Corridor

Malaysia is famous for its Multimedia Superhighway Corridor (MSC). BHTV actually has also a corridor. Unlike the Malaysian’s MSC, our corridor already exists and grows naturally. Figure 3 shows the “BHTV corridor”. The scenario is as follows. Jakarta is and will be the center for business. The “Koridor JKT-CLG” (Jakarta – Cilegon) and “Koridor JKT-CKP” (Jakarta – Cikampek) are places where manufacturing plants are located. This is due to the fact that manufacturing sites require fast access to international ports (for transferring components and finished goods). Those two “koridor” already function as manufacturing sites. There is Krakatau Stell, a company that produces steel in Cilegon. In Cikampek, you will find companies such as Sony, Epson, Pirelli, and many more. Bandung is plotted to be the anchor where research and development (R&D) are carried out. Close to Padalarang actually there is a new city which is designed as an education-oriented city.



An investor would come to Indonesia through Jakarta. He can conduct his business matters in Jakarta. If he wants to see the manufacturing site, he could do so. If he wants to meet and have a discussion with the R&D persons/groups, he would go to Bandung. Everything, from Jakarta to Bandung should be within 3 hours range. That’s why Silicon Valley is so successful. Everything is within 2 or 3 hours away.


Success Criteria

With all of those advantages, why Bandung is still not known as a technology region? Jennifer Hillner, in her Wired magazine article, lists four success criteria:

1. The ability of area universities and research facilities to train skilled workers or develop new technologies

2. The presence of established companies and multinationals to provide expertise and
economic stability

3.The population's entrepreneurial drive to start new ventures

4.The availability of venture capital to ensure that the ideas make it to market

Bandung excells in the first point only. It is unfortunate that there are no multinational companies in Bandung. Thus, if Bandung wants to enter the game, she has to invite
multinational companies to have an office in Bandung. They could start by having a five- person research laboratory. Entrepreneurship was rare before the dotcom fever. Perhaps the dotcom fever is good for something after all. As for venture capital, there are institutionalized VCs. Unfortunately, they act as if they are banks. It is interesting that the list does not mention government explicitly.