Kulawarga Perguruan Tinggi Bandung
Membalik Aliran Devisa Melalui Open Source
Oleh:Bapak. Onno W. Purbo, M.Sc., Ph.D.
Filosofy Dasar
Filosofi naif yang akan mendasari adalah:
Dimana-mana Konsumen harus mengeluarkan uang
Produsen yang akan menarik keuntungan dan memperoleh rejeki.
Kita harus mengubah bangsa ini agar menjadi produsen, bukan pembeli / konsumen semata. Ada banyak langkah yang harus dilakukan agar perubahan itu dapat terjadi.
Sebaik-baiknya umat adalah yang bermanfaat untuk orang / umat lain.
Dengan sistem prorietary, akan sangat mahal sekali biaya agar sebanyak mungkin orang menggunakannya. Itupun harus didukung dana marketing / sosialisasi yang besar. Dengan open source, kita dapat lebih murah, lebih bebas untuk memberikan manfaat untuk orang lain karena proses marketing dilakukan secara murah dari mulut ke mulut :) .. Ujungnya, total biaya per-user akan jauh jauh lebih murah menggunakan open source dibandingkan dengan proprietary.
Kenyataan Pahit
- Sebagian besar bangsa Indonesia masih menggunakan produk proprietary. Sebagian besar bahkan bajakan.
- Bangsa Indonesia membayar dalam jumlah besar (ratusan juta dollar) / tahun ke pembuat software proprietary, padahal hanya untuk secarik kertas yang menyatakan "software legal".
Perkiraan Target Perubahan
Asumsi
- Indonesia akan lebih banyak bertumpu pada segelintir aktifis open source yang militan.
- Pemerintah "lupa" akan Pencanangan IGOS. Pemerintah tidak terlalu berpihak pada open source. Masih ada lembaga pemerintah yang masih ngotot menggunakan softwareproprietary.
Target
- MARKET - Minimal sekitar 2 juta pengguna open source baru / tahun.
- MARKET - Dari trend penggunaan Android, bisa diperkirakan kebutuhan pengembang software mobile open source.
- PRODUSEN - harusnya dapat di estimasi berapa usaha / perusahaan yang dapat tumbuh per tahun. Belum terfikir dari mana sebaiknya mengambil sudut pandangnya.
- PRODUSEN - Dengan semakin banyaknya kebutuhan open source akan tumbuh banyak jasa konsultan open source lokal.
- DEVISA - Mengarahkan aliran devisa US$200 juta / tahun yang biasanya lari ke Amerika Serikat, menjadi ke developer lokal di Indonesia.
- DEVISA - Penghematan devisa dengan migrasi ke open source.
- DEVISA - Jasa konsultan open source Indonesia ke luar negeri, seperti, Anton Raharja, Frans Thamura dkk.
Perhitungan
- PENDIDIKAN: Pada gambar massa siswa di sekolah terlihat bahwa bukan mustahil akan ada masukan 2.6 juta siswa / tahun (SMP) dan 1.9 juta siswa / tahun (SMA). Paling minimal sekali, jika semua guru komputer sudah melek open source, harusnya kita dapat mengubah 2 juta siswa menjadi pengguna open source bukan mustahil bisa lebih dari itu.
- DEVISA: Perhitungan devisa yang harus dikeluarkan.
- penjualan laptop sekitar 100.000 unit / tahun. Dengan sistem operasi dan office, maka sekitar US$ 50.000.000 / tahun. Asumsi US$500 untuk sistem operasi, office dan teman2-nya.
- Pembelian lisensi untuk desktop di kantor-kantor. Misalnya 200.000 unit / tahun, maka sekitar US$ 100.000.000 / tahun. Asumsi US$500 untuk sistem operasi, office dan teman2-nya.
- Pembelian lisensi untuk Server di corporate. Belum terbayang besarnya. Tapi yakin ini pasar yang sangat besar.
- MARKET: Pasar Strategis pada Server, Handphone dan Desktop.
- Android tampaknya akan menjadi pasar yang besar. Saat ini masih kecil di bandingkan 100+ juta pengguna handphone di Indonesia. Tapi ini akan semakin besar dengan semakin murahnya gadget Android.
- Salah satu kekuatan terbesar open source adalah pada pasar Server dan perangkat jaringan. Ini akan memicu banyak jasa konsultan open source.
Strategi Membentuk Demand Masa Datang
Beberapa strategi kunci yang akan menjadi pemicu perubahan di Indonesia terutama pada
- Sektor Pendidikan
- Sektor Tenaga Kerja / Industri.
Sektor Pendidikan
- Ubah pelajaran komputer / IT di sekolah.
- Buku Pelajaran Komputer SMP dan SMA sudah di Buku Sekolah Elektronik-kan dan di open source-kan. Buku tersebut bisa di ambil secara bebas di http://bse.telkomspeedy.com/e-buku.
- Kurikulim SMK Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) sudah di ubah oleh Frans Thamura sehingga sangat open source dan sangat Java. Detail kurikulum bisa di ambil di http://125.160.17.21/speedyorari/index.php?dir=spectrum-2010/RPL
- Kurikulum SMK Teknik Komputer Jaringan (TKJ) sudah di perbaiki oleh Onno W. Purbo. Detail kurikulum bisa di ambil di http://125.160.17.21/speedyorari/index.php?dir=spectrum-2010/TKJ
- Kita masih perlu perjuangan panjang untuk mengubah kurikulum Multimedia, Disain Komunikasi Visual, Bisnis dll.
- Ubah soal ujian TIK menjadi open source base
- Ini perlu negosiasi dengan Majelis Guru Mata Pelajaran (MGMP) di setiap kabupaten kota agar soal ujian yang diberikan harus open source.
- Komunitas perlu berjuang menyiapkan bank soal untuk ujian komputer open source.
- Workshop, Roadshow, Pendampingan bagi guru open source
- Komunitas bersama sekolah-sekolah yang berkepentingan perlu menyelenggarakan banyak workshop, roadshow dan pendampingan untuk guru open source. Mungkin ada baiknya bekerjasama dengan komunitas guru seperti Ikatan Guru Indonesia (IGI).
Sektor Tenaga Kerja
- Sosialisasi Kesempatan Kerja / Usaha Open Source
- Salah satu contoh yang paling sederhana adalah Frans Thamura yang mengirimkan e-mail dari markas besar Google bahwa Google sangat tertarik melihat kurikulum SMK RPL yang berbasis Java. Google sangat berminat untuk merekrut programmer. Ini menjadi buzz word yang sangat dahsyat bagi mereka yang ingin terjun ke dunia open source
- Android (yang juga di kembangkan oleh Google), tampaknya akan menjadi pemicu ketertarikan orang untuk melirik open source lebih dalam lagi.
- TIK open source Indonesia.
- Lagi-lagi JUG Indonesia barangkali menjadi panutan yang baik. Cukup banyak aktifis dan moderator JUG yang sekarang hengkang keluar negeri dan bekerja diluar. Ini perlu lebih banyak di sosialisasikan.
- open source Indonesia solusi bagi negara berkembang lain.
- Kita jarang memberitakan bahwa beberapa solusi open source Indonesia menjadi panutan bagi negara berkembang lain. Sebut saja, VoIP Rakyat, Buku Sekolah Elektronik TIK SMP dan SMA, EasyHotSpot. dll.
- Salah satu kendala paling besar adalah bahasa. Untuk bisa merebut pasar Internasional, kita harus meng-"Inggris"-kan produk Indonesia! bukannya tidak cinta produk dalam negeri, tapi kita harus "Inggris" untuk menembus dunia global.
Strategi Persiapan Infrastruktur
- Terjemahkan semua manual software open source ke bahasa Indonesia.
- Alangkah indahnya kalau KEMKOMINFO menyadari hal ini. Sukur-sukur bersedia untuk mendanai ini dari uang rakyat. Ini merupakan kesempatan emas bagi mereka para yang suka open source tapi juga ahli bahasa untuk berkiprah.
- Terjemahkan semua antarmuka software open source ke bahasa Indonesia.
- Alangkah indahnya kalau KEMKOMINFO menyadari hal ini. Sukur-sukur bersedia untuk mendanai ini dari uang rakyat. Ini merupakan kesempatan emas bagi mereka para yang suka open source tapi juga ahli bahasa untuk berkiprah.
- Mempersiapkan knowledge based bagi pengembang. Pengembang open source akan sangat membutuhkan sumber daya pengetahuan, apakah itu berbentuk dokumentasi, source code, forum. Ada baiknya memberdayakan lebih lanjut situs lokal seperti kaskus.us, idrepo.or.id, SpeedyWiki, sourceforge lokal yang semuanya merupakan swadaya masyarakat.
- Mempersiapkan lokal server masyarakat Internet Indonesia. Untuk tempat bermain para pengembang open source sebaiknya di kembangkan berbagai lokal server Indonesia untuk menggantikan Facebook, Twitter, Yahoo mail, Google mail, Chatting dll.
Strategi Personal / Penggiat Open Source
Ada baiknya para aktifis open source mengadopsi beberapa taktik yang cukup ekstrim, misalnya:
- Tidak bersedia membaca dokumen dengan format dokumen proprietary. Ini akan menyebabkan rekan-2 yang berkomunikasi dengan para aktifis untuk menggunakan produk open source minimal OpenOffice.
- Memberikan solusi menggunakan open source. Solusi yang diberikan selalu berbasis open source.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar