Kota Berteknologi Tinggi
Misi
Program
Fokus
Pada awalnya kota Bandung sekitarnya secara tradisional merupakan kawasan pertanian, namun seiring dengan laju urbanisasi menjadikan lahan pertanian menjadi kawasan perumahan serta kemudian berkembang menjadi kawasan industri dan bisnis, sesuai dengan transformasi ekonomi kota umumnya. Sektor perdagangan dan jasa saat ini memainkan peranan penting akan pertumbuhan ekonomi kota ini disamping terus berkembangnya sektor industri. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Daerah (Suseda) 2006, 35.92 % dari total angkatan kerja penduduk kota ini terserap pada sektor perdagangan, 28.16 % pada sektor jasa dan 15.92 % pada sektor industri. Sedangkan sektor pertanian hanya menyerap 0.82 %, sementara sisa 19.18 % pada sektor angkutan, bangunan, keuangan dan lainnnya[33].
Pada triwulan I 2010, kota Bandung dan sebagian besar kota lain di Jawa Barat mengalami kenaikan laju inflasi tahunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya[34]. Sebagai faktor pendorong inflasi dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter, yang berupa interaksi permintaan-penawaran serta ekspektasi inflasi masyarakat. Walaupun secara keseluruhan laju inflasi pada kota Bandung masih relatif terkendali. Hal ini terutama disebabkan oleh deflasi pada kelompok sandang, yaitu penurunan harga emas perhiasan. Sebaliknya, inflasi Kota Bandung mengalami tekanan yang berasal dari kelompok transportasi, yang dipicu oleh kenaikan harga BBM non subsidi yang dipengaruhi oleh harga minyak bumi di pasar internasional.
Sementara itu yang menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Bandung masih didominasi dari penerimaan hasil pajak daerah dan retribusi daerah, sedangkan dari hasil perusahaan milik daerah atau hasil pengelolaan kekayaan daerah masih belum sesuai dengan realisasi. (Wikipedia)
Sejarah
Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Bandung. Kota itu dibangun dengan tenggang waktu sangat jauh setelah Kabupaten Bandung berdiri. Kabupaten Bandung dibentuk pada sekitar pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama tumenggung Wiraangunangun. Beliau memerintah Kabupaten bandung hingga tahun 1681.
Semula Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak (sekarang Dayeuhkolot) kira-kira 11 kilometer ke arah Selatan dari pusat kota Bandung sekarang. Ketika kabupaten Bandung dipimpin oleh bupati ke-6, yakni R.A Wiranatakusumah II (1794-1829) yang dijuluki "Dalem Kaum I", kekuasaan di Nusantara beralih dari Kompeni ke Pemerintahan hindia Belanda, dengan gubernur jenderal pertama Herman Willem Daendels (1808-1811). Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di Pulau Jawa, Daendels membangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg) dari Anyer di ujung barat Jawa Barat ke Panarukan di ujung timur Jawa timur (kira-kira 1000 km). Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh rakyat pribumi di bawah pimpinan bupati daerah masing-masing.
Di daerah Bandung khususnya dan daerah Priangan umumnya, Jalan Raya pos mulai dibangun pertengahan tahun 1808, dengan memperbaiki dan memperlebar jalan yang telah ada. Di daearh Bandung sekarang, jalan raya itu adalah Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Asia Afrika - Jalan A. Yani, berlanjut ke Sumedang dan seterusnya. Untuk kelancaran pembangunan jalan raya, dan agar pejabat pemerintah kolonial mudah mendatangi kantor bupati, Daendels melalui surat tanggal 25 Mei 1810 meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang untuk memindahkan ibukota kabupaten, masing-masing ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari), mendekati Jalan Raya Pos.
Rupanya Daendels tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat itu keluar, bupati Bandung sudah merencanakan untuk memindahkan ibukota Kabupaten Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan. Tempat yang dipilih adalah lahan kosong berupa hutan, terletak di tepi barat Sungai Cikapundung, tepi selatan Jalan Raya Pos yang sedang dibangun (pusat kota Bandung sekarang). Alasan pemindahan ibukota itu antara lain, Krapyak tidak strategis sebagai ibukota pemerintahan, karena terletak di sisi selatan daerah Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan.
Sekitar akhir tahun 1808/awal tahun 1809, bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekali lahan bakal ibukota baru. Mula-mula bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya pindah lagi ke Kampur Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang).
Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Akan tetapi, kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu langsung dipimpin oleh bupati. Dengan kata lain, Bupati R. A. Wiranatakusumah II adalah pendiri (the founding father) kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810.
WALIKOTA BANDUNG Tahun 1906 - Sekarang | ||
No | N a m a | Masa Jabatan |
1 | E.A. Maurenbrecher (exofficio) | 1906-1907 |
2 | R.E. Krijboom (exofficio) | 1907-1908 |
3 | J.A. van Der Ent (exofficio) | 1909-1910 |
4 | J.J. Verwijk (exofficio) | 1910-1912 |
5 | C.C.B. van Vlenier dan | 1912-1913 |
| B. van Bijveld (exofficio) | 1913-1920 |
6 | B. Coops | 1920-1921 |
7 | S.A. Reitsma | 1921-1928 |
8 | B. Coops | 1928-1934 |
9 | Ir. J.E.A. van Volsogen Kuhr | 1934-1936 |
10 | Mr. J.M. Wesselink | 1936-1942 |
11 | N. Beets | 1942-1945 |
12 | R.A. Atmadinata | 1945-1946 |
13 | R. Siamsurizal |
|
14 | Ir. Ukar Bratakusumah | 1946-1949 |
15 | R. Enoch | 1949-1956 |
16 | R. Priatna Kusumah | 1956-1966 |
17 | R. Didi Jukardi | 1966-1968 |
18 | Hidayat Sukarmadijaya | 1968-1971 |
19 | R. Otje Djundjunan | 1971-1976 |
20 | H.Ucu Junaedi | 1976-1978 |
21 | R. Husein Wangsaatmaja | 1978-1983 |
22 | H. Ateng Wahyudi | 1983-1993 |
23 | Wahyu Hamidjaja | 1993-1998 |
24 | Aa Tarmana | 1998-2003 |
25 | H.Dada Rosada | 2003-sekarang |
|
|
|
Masa | Peristiwa |
1488 | Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran |
1799 | Menjadi bagian dari Sumedang Larang diserahkan kepada Pemerintah Belanda dari Kompeni |
1811 | Dinyatakan sebagai Ibukota Kabupaten Bandung |
1906 | Gemeente Bandoeng |
1917 | Burgemeester Van Bandoeng yang pertama |
1926 | Staadsgemeente Bandoeng |
1942 | Bandung Si |
1945 | Pemerintah Nasional kota Bandung |
1949 | Haminte Bandung |
1950 | Kota Besar Bandung |
1957 | Kotapraja Bandung |
1966 | Pemerintah Daerah Kotamadya Bandung |
1974 | Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar